Istilah
stres sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari.
Stres karena pekerjaan, tugas kuliah, permasalahan hidup, hutang,
ataupun yang lainnya. Secara sederhana
stres adalah reaksi fisiologis dan
psikologis terhadap pemenuhan suatu keinginan. Ekspektasi seseorang
terhadap suatu konsisi atau kejadian berbeda
satu sama lain, ketika ekspektasi itu berbeda dengan kenyataan, terjadilah kesenjangan yang pada akhimya akan berpengaruh pada kondisi fisiologis atau psikologis orang
tersebut. Kondisi stres sebaiknya dijauhi karena dampaknya yang buruk.
Menurut penelitian, orang yang sering
stres, panik, dan kewalahan menghadapi masalahnya berisiko lebih besar
menderita serangan jantung. Risikonya
bahkan disebut setara dengan mengisap 5 batang rokok. Demikian menurut penelitian yang dilakukan tim dari Columbia University Medical
Center dan dipublikasikan dalam
pertemuan The American Journal of
Cardiology.
Para
peneliti menganalisis enam penelitian yang mewawancarai orang mengenai persepsi
mereka terhadap stres, baik derajat maupun kekerapan mereka merasa stres.
Kelompok partisipan itu dibagi ke dalam
kategori tinggi stres dan rendah.
Kemudian kesehatan mereka diikuti selama 14 tahun. Mereka yang tergolong sering menderita stres risikonya
terkena serangan jantung 27 persen lebih tinggi.
Terlalu
sering stres juga meningkatkan kolesterol jahat
(LDL) sampai 2,8 mmol/l dan tekanan darah.
Peningkatan level kolesterol itu dua kali dari yang direkomendasikan
untuk pasien jantung dan stroke. Kadar kolesterol yang tinggi bisa memicu serangan jantung karena menyebabkan penyempitan pembuluh darah sehingga sirkulasi darah dari
jantung tersumbat. Sementara itu, tekanan darah tinggi menyebabkan
pengerasan pembuluh darah dan membuatnya
rentan tersumbat. Kaitan antara stres dan serangan jantung lebih nyata pada
orang yang berusia lanjut.
Selain itu orang yang sering stres akan memberikan tanda
ketidak nyamanan dalam hidupnya, dia merasa selalu dihantui perasaan-perasaan aneh yang sama sekali tidak dia harapkan.
Orang yang stres biasanya akan lebih
terkesan tua dari pada umurnya, karena biasanya pikiran orang stres itu
selalu dianggap terlalu serius jadi otot wajahnya selalu tegang.
Cara efektif untuk
menghindari stres adalah dengan tidak stres.
Yaitu dengan mengetahui apa itu dan
seluk beluk serta dampaknya stres, setelah itu hindarilah factor-faktor yang bisa memicu datangnya stres.
Misalnya, dengan berfikir slow ketika banyak permasalahan
muncul, maksudnya ketika ada sebuah permasalahan
jangan terlalu dibuat serius sehingga tidak
hanya menguras pikiran tetapi juga tenaga. Pilih masalah satu persatu
untuk cfisetesaton, akan menghindari stres.
Coba sesekali lakukan tamasya
atau sekedar jalan-jalan sekitar rumah agar pikiran lebih
fresh."
Selaras
Volume23/Th.II/2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar